Setan Galau
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Author : Collab Ru’fatiani & Lely Lifa
Pair :
Hidan & Konan x Pein
Rate :
T
Genre : Humor/Mystery (?)
Warning : OOC, AU, gaje, typo(s), tidak sesuai EYD, de el el.
Don’t Like Don’t Read
Setan Galau
Disuatu
malam, tepatnya malam minggu. Banyak orang yang berpacaran dibawah pohon (ngga
elit banget #plakk). Semua orang romantis-romantisan, karena siskon yang
mendukung gelap dan sepi. Lumayan rame sih cuma yang laen juga pada sibuk
pacaran, pentiing gituh ngeliatin orang laen?!
Gadis
berambut ungu yang selalu memakai hiasan bunga dari kertas (ngga modal banget
#plakk, dibunuh Konan) di kepalanya juga ada disana, dia sedang berpacaran
dengan pria berambut orange yang memakai tindik yang bejibun banyaknya. Padahal
mereka dari kalangan orang kaya, Pein merupakan direktur dari perusahaan
Akatsuki dan Konan merupakan anak dari direktur Amegakure.Tapi, Pein sengaja
memilih tempat disini karena siskonnya yang bisa memberinya banyak
kesempatan(?).
Saat
Pein mulai memainkan tangannya, tiba-tiba ada sosok pria berambut putih yang
melintas dihadapan mereka. Tapi saat mereka berkedip, sosok itu menghilang.
Hanya saja cukup membuat mereka merinding dan berniat mencari tempai lain.
“Tadi
apa yank?” tanya Konan.
“Hantu
kali yank.”
“Masa
hantu rambutnya putih? Biasanyakan item panjang?”
“Udah
tua kali yank, jadi ubanan.”
“Ah
ayank. Pindah ke tempat yang banyak orangnya aja yuk yank. Biar ngga terlalu
serem.”
“Nanti
banyak yang ganggu lagi.”
“Ya
cari yang rame tapi ngga bakal pada ngeganggulah yank.”
Merekapun
berpindah lokasi.
“Kok
disini sih yank?”
“Disini
kan banyak orang yank, dan yang pasti mereka ngga mungkin bisa ngeganggu kita.”
“Ngga
ngeganggu sih iya, tapi ngga di kuburan juga kali.”
Sosok
berambut putih itu datang lagi dihadapan mereka, kali ini dia menatap Pein dan
Konan. Tatapannya tajam, cukup membuat Konan takut dan memegang tangan Pein
dengan erat. Sedangkan Pein ngga takut sama sekali, malah menikmati eratan
tangan Konan sambil mengelus-elus tangan Konan.
“Ngga
usah takut yank. Ada aku kok.” (modus -_- #plakk)
“Hhihihihihihi..”
suara yang tiba-tiba keluar dan membuat Pein menelan ludah susah payah.
“Kamu
takut juga yank?” tanya Konan.
“Ngga
kok, aneh aja suara cowok tapi kok ketawanya ‘Hhihihi’?”
“Protes
aje lu, suka-suka gue donk.”
“Tuh
kan yank, marah dianya. Pergi aja yuk.”
Belum
satu detik, sosok itu masuk kedalam tubuh Konan.
“Ya
udah ayo kita pergi yank.” Pein meraik tangan Konan agak keluar dari tempat
itu.
“Yank
yank, pala lu peang. Lepasin tangan gue, gue masih normal kali cyiiinn.”
“Kok
suara kamu rubah sih yank?”
“Ini
gue, gue ngga sudi ngeliat lo berdua bahagia. Gue bakal bawa tubuh ini jatuh
kejurang, biar lo ngerasain apa yang gue rasain. Hhahaha.” perlahan sosok
yang merasuki Konan membawanya berjalan kearah jurang yang lumayan jauh dari
tempat itu dan harus melewati keramaian. Pein berusaha menahan, tapi usahanya
nihil. Kekuatan Konan bertambah berkali-kali lipat.
“Ni
setan binaragawan apa? Kuat bener dah.” batin Pein.
Konan
terus berjalan kearah jurang, semua yang menghalanginya dia tubruk. Sesekali
ada orang yang menegurnya, tapi Konan hanya membalasnya dengan tatapan yang
mematikan. Pein hanya bisa berlari mengikuti langkah Konan yang begitu cepat,
dan meminta maaf pada orang-orang yang ditubruk Konan.
Saat
di tengah-tengah jalan yang sudah dekat dengan jurang, Konan menubruk gadis
cantik. Hidan yang ada ditubuh Konan hampir berhenti untuk menggoda gadis itu
tapi ia ingat tujuannya yaitu untuk membuat orang lain merasakan apa yang dia
rasakan waktu itu.
Saat
sudah berada diatas jurang.
“Lu
liat, gadis ini bakal mati. Dan lu bakal nangisin dia tiap hari. Hhahaha.”
ujar Hidan yang masih berada pada tubuh Konan, lalu menengok kearah Pein.
“Lha?
Mana tu bocah?” melihat sekeliling. “E buseh, malah ngegodain cewe yang
tadi gue tubruk. Kasian banget ni cewe, padahal cantik tapi pacarnya malah ngga
setia.” Hidan pun menyusul Pein.
“Woy,
pacar lo ni mau ko’id. Malah sama cewe lain.”
“Ih,
itu siapa? Cewek kok suaranya kayak cowok?” ujar seorang gadis berambut
kuning/pirang yang keheranan.
“Bukan
siapa-siapa kok. Kita pindah aja yuk.” Pein pun pergi dengan membawa gadis itu.
“Untung Konan lagi kerasukan, jadi ngga bakal tau aku sama cewek lain. Mati
juga ngga apa-apa deh. Hhihihi” batin Pein.
“E
buseh?!” Hidan pun pergi dengan tubuh Konan yang masih dirasukinya lalu
membawa tubuh Konan kebawah pohon besar. Setelah sampai, Hidan keluar dari
tubuh Konan dan duduk disamping Konan.
“Di..dimana
aku?” tanya Konan yang matanya masih belum melihat jelas. “Kamu siapa?”
terkejut melihat Hidan.
“Gue
Hidan, tadi lu kesurupan.”
“Kesurupan
apa?”
“Gue.”
“Hah?!”
Konan pun pingsang ditempat.
“Eh?
Kenapa pingsan, kan lu yang nanya.” melihat Konan yang pinsang Hidan
mengambil kesempatan(?). “Biasanya kalau ditipi-tipi yang pingsan itu kan
dikasih nafas buatan ya? Asyik, rezeki emang ngga kemana.” Hidan langsung
memonyong-monyongkan bibirnya dan mendekati bibir Konan perlahan. Tinggal
beberapa senti lagi, Konan sudah sadar dari pingsannya dan karena terkejut ada
Hidan didepan wajahnya reflek gadis berambut ungu itu menampar Hidan.
“Kyaaa,
apa yang mau kau lakukan?” teriak Konan histeris.
“Cuma
mau nolongin kok. Syukur deh kalau lu udah sadar.” keluh Hidan sembari
mengelus pipinya.
“Sebentar,
kalau kau bisa ngerasukin aku berarti kau setan?”
“Iya.”
jawab Hidan datar dan masih mengelus pipinya. “Moga pingsan lagi. Hhihihi”
batin Hidan.
“Tujuanmu
apa?”
“Jiahh,
ngga pingsan ternyata.” batin Hidan. “Ngebunuh lo, dan ngebuat pacar lo
galau kayak gue.”
“Hhahaha,
setan kok galau?” ledek Konan.
“Jiahh,
malah ketawa?” pundung.
“Gini
deh, biar kamu ngga galau lagi kamu coba ceritain kisah kamu. Berbagi sama
orang lain itu bisa ngurangin beban lho.”
“Ngga
bisa, itu cuma ngebuat aku inget sama luka yang ada di hati aku ini.”
“Lebay
deh. Mau cerita ngga nih?”
“Iya
deh gue cerita. Gini ceritanya……
Flasback
on.
Di
pagi yang indah, burung-burung berkicau ria seolah merasakan apa yang pria
berambut putih ini rasakan. Hatinya sedang berbunga, karena akhirnya menemukan
seorang gadis impiannya, gadis yang dapat merubah hari-harinya menjadi lebih
indah.
Dia
pun berangkat ke kantor dengan semangat 45’ karena gadis itu pun berada pada
kantor yang sama. Mendadak semua yang ia lihat terlihat begitu indah, senyum
bertebaran dimana-mana.
“Ternyata
gini rasanya jatuh cinta.” ujar pria itu dengan senyuman yang menghias
wajahnya.
Beberapa
menit setelah ia duduk dikursinya, gadis itu pun datang dan memberikan senyuman
pada Hidan. Gadis berambut panjang berwarna merah dengan mata indahnya yang
tertutup kacamata membawa kesan anggun dan pintar.
“Haah,,
Karin.” bantin Hidan, yang pandangannya masih tidak lepas dari gadis itu. Gadis
itu pun masuk ke ruangannya dengan mengedipkan sebelah matanya pada Hidan satu
langkah sebelum dia masuk. Tiba-tiba mata Hidan langsung berubah menjadi bentuk
love yang berwarna merah merona.
Belum
satu jam berlalu Hidan memberanikan diri masuk ke ruangan Karin.
“Ini
waktu yang tepat untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan. Aku tidak bisa
memendam ini terlalu lama, dan sepertinya dia juga menyukaiku.” dengan percaya
diri Hidan masuk ke ruangan Karin.
“Ada
apa Hidan-san? Silahkan duduk.” ujar Karin dengan suara lembut.
“A..a..ano,
aku mau berbicara sesuatu padamu.” ujar Hidan dengan mengadu-adukan kelua telunjuknya
tanda gugup. #Hinata mode on.
“Bicara
saja.” senyuman dari Karin membuat Hidan benar-benar luluh dan semakin gugup.
“Aku
menyukaimu Karin, maukah kau menjadi istriku?” ujarnya dengan wajah tertunduk
dan memerah.
“Istri?
Maaf Hidan-san derajat kita berbeda, aku asisten direktur sedangkan kamu hanya
karyawan biasa yang belum tentu bisa menghidupiku. Dan aku sudah dijodohkan
dengan yang lain.” Karin pergi meninggalkan Hidan. Sedangkan disisi lain,
terdengar suara benda yang patah bahkan hancur berkeping-keping. Hidan hanya
bisa terdiam dan melamun di ruangan itu, seolah menanti Karin yang kembali
untuk merubah pikirannya. Tapi hasilnya nihil, Karin benar-benar
meninggalkannya sendiri, seperti bunga yang layu, sepeti pohon yang tumbang
karena angin yang besar, seperti batu kokoh yang hancur berkeping-keping.
Flashback
off.
“Setelah
itu aku langsung bangun dan bunuh diri.”
“Mmm,
jadi gitu ya. Seharusnya kamu beruntung karena udah dijauhin dari cewek yang
cuma ngeliat derajat.”
“Itu
bukan dia yang sebenarnya, dia yang asli ngga kayak gitu.”
“Buktinya
kan dia bilang gitu. Kalau kamu emang yakin dia suka sama kamu kenapa ngga kamu
kejar?”
“Gue
udah terlanjur bangun.”
“Ya
kan buat ngejar emang harus bangun atau beranjak dari kursi yang kamu duduki di
ruangannya.”
“Bukan
itu.”
“Terus
apa?”
“Gue
udah terlanjur bangun dari mimpi.” Mendengar jawaban Hidan, Konan langsung
sekarat ditempat.
Tamat(?)
0 comments