Lagi - Lagi Chapter 3

by - May 12, 2013


Lagi-Lagi
Disclaimer       : Masashi Kishimoto
Author              : Ru'fatiani
Pair                  : Sakura. H & Gaara
Genre              : Hurt/Romance
Warning          : OOC, Typo(s), gaje, romancenya & hurtnya ngga dapet(?), dll.

Chapter sebelumnya..
 “Ngga Sakura! Aku ngga mungkin sama dia. Aku suka sama kamu!” ujar Gaara dengan pandangan yang menatap tajam pada mata Sakura. Sakura hanya terdiam dan terkejut mendengarkan perkataan Gaara yang tiba-tiba itu.
            “Aku udah nyaman ada disamping kamu, kamu tipe perempuan yang aku cari Sakura.” ujar Gaara meraih tangan Sakura.
            “Gaara…”

Lagi-Lagi Chapter 3

            “Sakura, kamu mau jadi pacar aku?” tanya Gaara dengan wajah serius untuk meyakinkan Sakura.
            “Ta..tapi kita belum lama kenal.”
            “Dari awal melihatmu aku sudah menaruh rasa padamu, hanya saja aku terlalu pengecut dan baru berani mangatakannya sekrang.”
            “Beri aku waktu Gaara-kun.” ujar Sakura dengan suara lirih dan pergi meninggalkan Gaara.
            “Moga berita baik yang akan aku dengar nanti.” ujar Gaara pelan, tapi cukup untuk didengar Sakura yang jaraknya belum terlalu jauh.
            “Kenapa denganku, padahal dari dulu kata itu yang ingin aku dengar darinya tapi saat iya mengatakannya kenapa aku menghindar.” keluh Sakura dalam hati. Tanpa memperhatikan jalan, Sakura terus berjalan mengukiti langkah kakinya. Tanpa sadar Sakura menabrak seorang gadis berambut coklat.
            “Ma..maf, aku tidak sengaja.” ujar Sakura yang tersadar dari lamunannya.
            “Eh? Ngga apa-apa kak. Mungkin aku yang jalannya tidak lihat-lihat.” Ujar gadis itu dengan senyuman manisnya, senyuman yang polos yang membuat Gaara tertarik pada senyumannya.
            “Matsuri?” lirih Sakura pelan tapi cukup terdengar oleh Matsuri.
            “Kakak tau namaku?” tanya Matsuri heran. Karena dia sendiri baru bertemu Sakura hari ini.
            “Ah, iya. Temanku ada yang mengenalmu.”
            “Siapa kak? O iya nama kakak siapa?”
            “Sakura! Darimana saja ka….?” ujar seorang pria berambut merah dengan nada yang sedikit berteriak, tapi kata-katanya terpotong saat melihat Sakura bersama Matsuri.
            “Nah, itu dia temanku yang mengenalmu.” jawab Sakura tersenyum.
            “Ayo Sakura.” dengan wajah datar Gaara menarik tangan Sakura dan membawanya ke kelas.
            “Gaara-kun.” lirih gadis berambut coklat itu sambil memperhatikan tangan Gaara yang memegang erat tangan Sakura.
            Sesampai di kelas, sifat Gaara tiba-tiba berubah. Sifat dinginya datang lagi termasuk dingin pada Sakura seolah tidak pernah terucap kata suka dari pria itu.
            “Sifatnya berubah, apa sebelumnya Gaara mempunyai hubungan dekat dengan gadis itu.” tanya Sakura dalam hati dengan mata yang terfokus pada Gaara. Gaara yang terus memperhatikan guru tidak menyadari bahwa gadis merah muda itu sedang memandanginya.
            “Mata melihat ke depan tapi pikiran berada di tempat lain, terpancar sekali dari parasmu Gaara-kun.” lirih Sakura.
            Bel waktu tanda pelajaran berakhir pun bunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas. Kecuali Gaara dan Sakura, terlihat Gaara mulai membereskan buku-bukunya sedangkan Sakura masih memperhatikan Gaara dan mencoba menebak apa yang Gaara pikirkan tentang gadis itu.
            Karena sudah lama diperhatikan Gaara pun menyadarinya.
            “Ayo cepat bereskan buku-bukumu. Apa dengan memperhatikanku terus buku-bukumu bisa masuk ke dalam tasmu dengan sendirinya?” ujar Gaara yang masih sibuk dengan barang-barangnya.
            “Eh?! Baik.” jawab Sakura dengan wajah yang memerah dan mulai membereskan buku-bukunya.
            Merekapun keluar dari kelas bersama, dengan Gaara yang berjalan di depan Sakura. Setelah sampai di luar kelas Gaara memperlambat jalannya, dengan niat agar bisa berjalan berdampingan dengan Sakura. Sakura yang sedari tadi memperhatikan Gaara dari belakang terkejut dan langsung tertunduk dengan wajah yang memerah.
            “Apa kamu sudah menemukan jawabannya?” tanya Gaara dengan mata yang tetap fokus ke depan.
            “Eh? Em.. Malam ini  pasti akan ku jawab.” Jawab Sakura gugup dengan sejenak menghentikan langkahnya sembari menunduk.
            Melihat Sakura yang menghentikan langkahnya sejenak, Gaara membalikkan badannya dan menuju ke arah Sakura. “Pikirkan baik-baik, jangan sampai menimbulkan penyesalan dimasa yang akan datang.” ujar Gaara dengan senyumannya lalu memegang pundak Sakura dengan kedua tangannya dan mengecup kening Sakura.
            Sakura hanya menjawab perkataan Gaara dengan anggukkan kepalanya.
***
            Merekapun sampai di rumah Sakura.
            “Mau mampir dulu?”
            “Tidak usah terimakasih, aku ada perlu setelah ini. Mungkin lain kali.”
            “Baiklah, hati-hati di jalan ya.”
            “Iya, Sakura.” ujar Gaara dengan sedikit mengacak-ngacak rambut merah muda Sakura, lalu pergi meninggalkan Sakura.
            Wajah Sakura langsung memerah dan tidak bisa mengatakan apa-apa. Sakura hanya bisa memperhatikan Gaara sampai lepas dari pandangannya, lalu masuk ke dalam rumah.
            “Mungkin dia orang yang baik, mungkin dia berbeda dengan Itachi.” Ujar Sakura dalam hati saat berjalan menuju rumahnya.
            Saat masuk ke rumah, Sakura langsung menuju kamarnya. Memikirnya dengan baik-baik apa jawaban yang akan ia lontarkan pada Gaara nanti malam. Dia menyukai Gaara, tapi rasa sakit dimasa lalunya yang membuat ia takut untuk menerima Gaara. Sudah berkali-kali berpikir positif tentang Gaara tapi tetap bayangan masa lalunya datang dan membuatnya ragu. Sesekali Sakura menangis mengingat apa yang dilakukan Itachi padanya.
            Sore hari pun tiba, Sakura masih mengurung diri di kamarnya. Panggilan dari ibunya yang menyuruhnya makan pun ia tolak. Sampai akhirnya ada seorang pria yang umurnya lebih tua dari Sakura dan berambut panjang hitam bertamu ke rumahnya, dengan kaki sebelah kanan yang masih memakai gips.
            “Oh, Itachi. Tante kira siapa. Apa yang terjadi sama kamu?”
            “Cuma kecelakaan kecil tante, Sakura ada?”
            “Daritadi dia ada di kamarnya, bentar tante coba susul.”
            Saat ibu Sakura menyusul Sakura ke atas, Itachi hanya duduk di sofa rumah Sakura. “Suasana rumah ini masih sama seperti dulu.” ujarnya sembari melihat sekeliling.
            “Sakura! Ada Itachi tuh. Kamu kenapa sih, dari tadi di dalam, ada masalah sama teman-teman kamu? Ayo cerita sama mama.” ujar ibu Sakura yang mengetuk pintu kama Sakura dari luar.
            “Itachi? Darimana dia tau rumahku?” tanyanya dalam hati. “Sakura lagi ngga mau ketemu dia ma.” teriak Sakura dari dalam.
            “Kasihan dia Sakura, sepertinya dia sudah mengalami kecelakaan.”
            “Kecelakaan? Apa lukanya belum sembuh?” dengan reflek Sakura berlari kecil menuju pintu kamarnya. Saat sudah memegang gagang pintu, Sakura sempat terdiam. “Kenapa rasa khawatir ini masih ada?” Perlahan Sakura membuka pintu dan mendapati ibunya sedang memasang wajah cemas.
            “Akhirnya kamu keluar juga Sakura, langsung makan ya. Nanti mama siapkan makan buat kamu dan Itachi.” ibu Sakura langsung memeluk Sakura dan mencium keningnya. “Sekarang kamu temui Itachi, mama ke dapur dulu.”
            Sakura pun perlahan menuruni tangga. “Apa aku sudah siap melihatnya? Apa aku sudah siap berbicara dengannya lagi setelah semua ini? Kenapa waktu itu kamu tega melakukan itu padaku Itachi?” air mata Sakura mulai membanjiri matanya.
            “Ah, Sakura akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi.” senyuman mulai terpancar di wajah Itachi.
            “Mau apa kamu kesini?!” ketus Sakura lalu duduk di sofa yang berada di depan Itachi.
            “Aku tau aku salah, aku minta maaf Sakura. Aku kesini hanya ingin bertemu denganmu, kecelakaan yang membuatku seperti ini juga karena aku dihantui rasa bersalahku padamu yang membuatku tidak konsentrasi pada jalan.”
            “Aku sudah memaafkanmu, jadi kamu bisa pergi sekarang.”
            “Aku ingin kita seperti dulu lagi Sakura. Walaupun kamu sudah bukan milikku.” itachi mulai mencoba meraih tangan Sakura.
            “Hati ini sudah terlalu sakit.” Sakura melepaskan tangannya dari genggaman Itachi.
            “Maafkan aku Sakura.” perlahan air mata mengalir di wajah Itachi.
            “Aku sudah bahagia disini, setidaknya disini ada seseorang yang lebih bisa menghargaiku.” mendengar omongan Sakura, Itachi hanya bisa terdiam dan meundukkan kepalanya. “Sebaiknya kamu pergi dari sini, sebelum aku berubah pikiran untuk tidak memaafkanmu.”
            “Meskipun aku bersamanya, hatiku tetap milikmu Sakura.” ujar Itachi, sembari berusaha berjalan ke arah pintu.
            “Lupakan semuanya, bahagialah dengannya.” Sakura mulai membantu Itachi berjalan keluar, sampai menemukan mobil untuk kembali ke Osaka.
            “Aku tidak dapat percaya semua omonganmu lagi Itachi-san, maaf.” ujar Sakura dalam hati lalu menuju rumahnya lagi.
            “Kemana Itachi?” tanya ibu Sakura heran.
            “Dia sudah pulang. O iya, mana makanannya ma? Anak mama yang cantik ini sudah lapar.” canda Sakura, seolah menutup rasa sakit yang ada di hatinya.
            “Makanya jangan coba-coba ngurung diri di kamar lagi, tuh udah mama siapin di meja makan, yang punya Itachi juga sudah mama siapkan.”
            “Itachinya kan sudah pulang, jadi Sakura makan bareng mama saja ya.” senyum diwajah Sakura sukses menutupi rasa sakitnya, yang membuat ibunya ikut tersenyum melihatnya.
            “Baiklah.”
            Malam hari pun tiba, dan sepertinya Sakura sudah menemukan jawaban yang tepat untuk dia berikan pada Gaara. Saat Sakura melihat handphonenya ternyata banyak sms dan panggilan tak terjawab dari Gaara.
            “Hhehe, kamu udah ngga sabar ya?” ejek Sakura pada layar handphonenya. Sakura pun mencoba menelpon Gaara.
            “Hallo? Darimana saja telponku ngga diangkat?”
            “Aku ngga tau handphoneku bunyi, soalnya aku simpen di kamar. Maaf, hhehe.”
            “Haddeh, kamu membuatku cemas tau. Terus gimana?”
            “Gimana apanya?” goda Sakura.
            “Masalah tadi siang?” terdengar suara Gaara yang mulai tak sabar.
            “Mmm.. Jawabannya..”
            “Apa?” dibalik telpon Gaara mulai berkeringat dingin.
            “Aku mau jadi pacar kamu, Gaara-kun.”
            “Sudah aku duga, arigato sakura-chan.” ujar Gaara dengan senyum dibalik telepon dan hati yang berpesta pora(?).
            “Eh? Kamu sudah menduganya?”
            “Yaps, ngga mungkin kamu bisa menolakku. Hhaha.” ejek Gaara.
            Merekapun terus berbincang lewat telepon hingga larut malam, terlihat wajah bahagia yang menghiasi mereka berdua. Meskipun masih ada keganjalan di hati Gaara. Dan masih ada trauma di hati Sakura.
To Be Continue
Apakah Sakura akan bahagia berhubungan dengan Gaara? Dan sebenarnya apa masalah dimasa lalu Sakura sehingga dia takut untuk memulai hubungan yang baru?
Nantikan chapter berikutnya. J

You May Also Like

2 comments

  1. Sip sip ide udah dapet tinggal nyari waktu buat bikinnya xD

    ReplyDelete