Lagi – Lagi
Diclaimer :
Masashi Kishimoto
Author : Kireina-chan (Me)
Genre : Hurt/Romance
Pair : Sakura, Gaara, Itachi, Konan,
& Matsuri
Warning :
OOC, Typo, abal-abal, dll.
“Akhirnya
keluargaku pindah juga, memang tidak seharusnya aku minta pindah sekolah hanya karena
ada seorang pria yang manyakitiku di sana. Terkesan pengecut, tapi ya sudahlah
aku ingin mencoba untuk melupakannya, dan semoga saja dunia baruku ini bisa member
warna yang baru.” ujar seorang gadis berambut merah jambu sambil memandang
keindahan kota Tokyo.
Keesokan
harinya. Sedari pagi gadis itu bersiap untuk masuk ke sekolah barunya dengan
semangat dengan senyuman khasnya.
“Maa
paa, Sakura berangkat ya!” ujar gadis itu dengan semangat.
“Baiklah,
ayo Sakura kamu bisa! Kamu pasti bisa menjadi dirimu yang dulu sebelum bertemu
pria bodoh itu. Ganbatte!” ujarnya dalam hati.
Gadis
itu pun pergi dengan semangat, walaupun bayangan dimasa lalu masih
menghantuinya. Sekali ia teringat, air matanya tak henti keluar. Tak ada yang
bisa mengerti dia, dia hanya bisa memendam rasa sakit itu sendiri.
***
Di
kelas.
“Maaf
aku terlambat.” ujar seorang guru biologi yang selalu memakai masker di
mulutnya. “Kita kedatangan murid baru, dia pindahan dari Osaka. Baiklah ayo
perkenalkan dirimu.” lanjut guru itu.
“Ohayo,
namaku Sakura. Aku pindahan dari salah satu sekolah swasta di Osaka. Salam
kenal, dan mohon bantuannya.” ujar gadis itu dengan senyuman yang menghias
bibirnya.
Setelah
memperkenalkan diri, Sakura pun duduk di bangku yang masi kosong. Kebetulan
bangku yang masih kosong adalah bangku di dekat pria yang suka menyendiri yaitu
Gaara. Karena masih baru dan tidak tau banyak hal, Sakura terpaksa harus banyak
bicara dengan pria berwajah dingin itu. Untung saja pria itu selalu menjawab
pertanyaan Sakura, walaupun kata disetiap jawabannya hanya 1 : 20 dibanding
pertanyaan yang dilontaran Sakura.
***
Beberapa
minggu pun berlalu, ternyata Sakura membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
berbaur dengan teman-teman barunya. Dia bagaikan ratu yang menemani raja
penyendiri di kelas. Dia hanya bisa mengikuti kemana Gaara pergi, sesekali
Gaara pernah mengeluh tapi sakura selalu memasang wajah yang membuat Gaara
tidak tega membuatnya pergi.
Satu
bulan pun berlalu, Sakura malah semakin akrab dengan Gaara. Bahkan Gaara yang
dulunya pendiam sekarang mulai banyak bicara dan menceritakan apa yang dia
ketahui pada Sakura. Dengan teman-teman lainnya juga pun Sakura mulai akrab
begitu pula Gaara.
“Sakura,
sore ini kamu ada acara?” tanya Gaara.
“Eh?
Mmm..mmm.. Sepertinya tidak ada.” jawab Sakura gugup. “Apa dia akan mengajakku
kencan? Tidak tidak Sakura, jangan banyak berharap lagi. Jangan sampai jatuh
kelubang yang sama. Lagi pula aku baru menganalnya, tidak mungkin pokoknya
tidak boleh!” keluh Sakura dalam hati.
“Aku
ingin mengajakmu ke taman kota nanti, akan ku perkenalkan Tokyo padamu.” lanjut
Gaara sembari tersenyum.
“Hah??
Mmm, baiklah. Arigato.” ujar Sakura dengan muka yang sedikit memerah. Wajar
saja, karena selama dekat dengan Gaara baru kali ini dia memberikan senyuman
pada Sakura dan berani mengajaknya keluar.
Sore
hari pun tiba, Sakura sibuk memilih baju yang akan dipakainya untuk jalan
bersama Gaara nanti. Padahal sudah dari pulang sekolah dia memandang
pakaian-pakaian yang ada di lemarinya itu.
“Huaaaa,
aku benar-benar bingung. Padahal bukan kencan tapi kenapa aku gugup seperti
ini.” keluh Sakura.
“Sakuraaa,
ini ada temanmu datang.” teriak ibu Sakura dari lantai bawah.
“OMG,
dia sudah datang. Ayo Sakura tenang, dia cuma mengajakmu keluar untuk
memperkenalkan Tokyo padamu. Tenang Sakura dan tarik nafas. Fyuhh.” ujarnya dalam
hati. “Tolong bilang tunggu sebentar mah.” jawab Sakura.
Satu
setenah jam pun berlalu. Akhirnya penantian Gaara berakhir, langit yang tadinya
berwarna orange sudah mulai gelap diiringi matahari yang mulai tenggelam.
“Aku
siap.” ujar Sakura sembari menuruni tangga. “Ayo Ga…” ucapan Sakura terpotong
saat melihat ternyata Gaara sedang tertidur di sofa rumahnya. “Mah, emang
Sakura terlalu lama ya?” tanya Sakura polos.
“Haddeh,
kau ini kenapa sih Sakura. Kasian temanmu ini dia sudah menunggu satu setengah
jam dan hanya bisa melamun saat menunggumu. Sepertinya dia buakan pria yang
banyak bicara, karena dia tidak banyak melontarkan pertanyaan pada mama.”
“Satu
setengah jam?! Pantas saja dia tertidur. Dia memang bukan orang yang banyak
bicara ma.” jawab Sakura dengan mata terfokus pada wajah Gaara yang sedang
tertidur.
“Kamu
menyukainya?”
“Eh?!
Mama apa-apaan sih, aku kan baru mengenalnya jadi ngga mungkinlah ma.” Jawab Sakura
yang wajahnya mulai memerah dengan suara yang agak keras sehingga membangunkan
Gaara.
“Kamu
sudah siap ya Sakura, maaf ya aku tertidur.” ujar pria berambut merah yang
sedari tadi menjadi bahan pembicaraan dua wanita pemilik rumah dengan nada yang
masih terdengar kurang jelas.
“Eh?
Harusnya aku yang minta maaf karena telah membuatmu menunggu lama hingga
tertidur.”
“Itu
bukan masalah, aku punya adik perempuan jadi aku bisa memahami itu.” ujar Gaara
dengan melontarkan senyumnya lagi.
“Ya
sudah, katanya kalian mau pergi. Ayo keburu larut malam, dan Gaara jaga Sakura
baik-baik ya.”
“Siap
tante.” jawab Gaara yang lagi-lagi tersenyum seolah bersemangat.
“Ih
mama apaan sih, Sakura kan udah gede.”
“Ya
udah, kami pamit ya tante. Makasih dan maaf udah ketiduran tadi. Hhehe.”
Gaara
dan Sakura pun mulai meninggalkan ibu Sakura di rumahnya. Mereka pergi
menggunakan motor yang dimiliki oleh Gaara. Penyakit(?) gugup Sakura kambuh
lagi, akibatnya dia salting dan terjatuh saat ingin menaiki motor Gaara.
“Kamu
ngga apa-apa Sakura?” tanya Gaara cemas.
“Hah?
Emm.. Ngga apa-apa kok, Cuma salah nginjek. Hhehe.”
Akhirnya
mereka pun pergi ke taman kota, sepanjang jalan Sakura hanya bisa tertunduk dan
menyembunyikan detak jatungnya yang berbunyi kencang saat harus berpegangan
pada pinggang Gaara.
To
be continue
Kira-kira
apa yang terjadi di taman kota nanti? Apa dugaan Sakura benar kalau ini adalah
kencannya ataukah kejadian dimasa lalu itu akan terulang lagi? Tunggu chapter
berikutnya. J

0 comments