Kat Dan Mos

by - November 04, 2012


Kat Dan Mos
            Suatu hari, disebuah rumah besar tua yang tidak berpenghuni tinggal seekor kucing yang bernama Kat dan seekor tikus yang bernama Mos. Mereka berdua selalu bersama-sama layaknya sahabat.
“Mos, kita cari makan di luar yuk! Sepertinya disini sudah tidak ada makanan lagi.” ujar Kat.
“Baiklah jika itu maumu, tapi aku ingin kamu berjanji kalau kamu akan melindungiku diluar sana.”
“Pasti.” jawab Kat sembari tersenyum.
Akhirnya Kat dan Mos pun pergi ke dunia luar untuk pertaman kalinya. Diluar, mereka melihat banyak makhluk yang berbeda dengan mereka. Selain itu, mereka juga melihat banyak yang sejenis dengan mereka. Karena bertemu dengan yang mereka anggap sejenis, mereka akhirnya berpisah untuk sementara dan menghampiri yang menurutnya sejenis dengan mereka.
 “Kat, lebih baik kita berpisah dulu saja. Kamu menghampiri para kucing dan aku menghampiri para tikus. Bagaimana?” ujar Mos.
“Bagus juga idemu, baiklah sampai jumpa di rumah tua ya.” ujar Kat sembari meninggalkan Mos.
“Iya, dah!” ujar Mos sembari melambaikan tangannya pada Kat.
Sesampainya di tempat para tikus, Mos memperkenalkan diri pada semuanya lalu berbincang-bincang dengan tikus-tikus.
“Kamu tinggal dimana? Sepertinya aku tidak pernah melihatmu?” tanya salah seorang tikus.
“Aku tinggal di rumah tua bersama Kat, kami memang jarang keluar rumah.”
“Kat? Dia tikus?”
“Bukan, dia seekor kucing. Memang kenapa?”
“Berhati-hatilah, suatu saat dia akan memakanmu.”
Di tempat lain, terlihat Kat sedang menemui para kucing. Dia juga melakukan hal yang sama dengan Mos yaitu memperkenalkan diri lalu berbincang-bincang dengan para kucing lainnya.
“Sepertinya kamu bukan kucing sini. Darimana asalmu?” ujar seekor kucing sembari berjalan memutari Kat.
“Aku udah lama disini kok. Hanya saja aku tidak pernah keluar dari rumah tua dan terus bersama sahabatku Mos. Dia tikus yang baik.”
“Tikus? Enak sekali kamu tinggal dengan tikus, saat kamu lapar kamu hanya tinggal memakannya.”
“Memakannya? Mos itu sahabatku, aku tidak mungkin memakannya.”
“Dengar Kat, tikus itu musuh sekaligus makanan kucing. Kalau kamu tidak memakannya berarti kamu mengkhianati para kucing.”
Kat dan Mos pun kembali ke rumah tua, mereka berdua kelihatan kaku. Mos takut apa yang dikatakan tikus tadi akan terjadi, sedangkan Kat dia bingung harus memilih sahabatnya atau para kucing.
Akhirnya pada suatu hari, Kat meraskan rasa lapar yang amat sangat. Dia berniat akan memakan Mos. Dia pun menghampiri Mos dengan wajah yang penuh rasa lapar, Mos hanya bisa berlari menghindari Kat sambil memikirkan makanan yang bisa dimakan Kat.
“Kat, ingat aku ini sahabatmu. Kita sudah lama bersama, apa kamu ingin memakanku begitu saja?” ujar Mos. Kat hanya diam dan terus mengejar Mos.
Setelah lama berlari-larian. “Aku menyerah, aku rela kamu makan. Jika itu membuatmu puas.” ujar Mos menghentikan langkahnya. Kat langsung menerjang Mos hingga Mos tidak dapat lari atau pun bergerak.
“Maafkan aku Mos, aku tidak mau dibilang pengkhianat.” ujar Kat dengan air mata yang mulai membasahi wajahnya. Mos hanya memejamkan matanya dengan wajah penuh ketakutan.
“Berhenti! Kalian ini kenapa sih? Aku sudah lama berada disini dan baru kali ini aku melihat kalian seperti ini. Kat, apa kamu ingin membunuh Mos hanya gara-gara hasutan para kucing yang baru kamu kenal?” ujar seekor laba-laba yang tiba-tiba datang.
Kat melepaskan pegangannya pada Mos dan mengambil langkah mundur. Mos pun membuka mata lalu berusaha berdiri.
“Kalian seharusnya saling percaya satu sama lain, jangan mudah terhasut dengan omongan orang yang baru saja kalian kenal. Kalian juga seharusnya saling melindungi satu sama lain itu baru namanya sahabat.” lajut laba-laba itu.
Kat dan Mos hanya saling memandang.
“Tunggu apa lagi? Ayo Kat kamu minta maaf pada Mos, mereka boleh menuduhmu pengkhianat karena mereka tidak mengenalmu. Tapi Mos jangan sampai menganggapmu pengkhianat karena dia selalu ada untukmu.” lanjut laba-laba itu lagi.
“Mos, maafkan aku. Aku memang bodoh karena mudah terhasut.” ujar Kat sembari mengulurkan tangannya.
“Aku sudah memaafkanmu Kat, ini bukan salahmu. Mungkin kalau aku ada diposisimu aku akan melalukan hal yang sama.” ujar Mos membalas uluran tangan Kat.

You May Also Like

0 comments