Kat Dan Mos
Kat Dan Mos
Suatu hari, disebuah rumah besar
tua yang tidak berpenghuni tinggal seekor kucing yang bernama Kat dan seekor
tikus yang bernama Mos. Mereka berdua selalu bersama-sama layaknya sahabat.
“Mos, kita cari
makan di luar yuk! Sepertinya disini sudah tidak ada makanan lagi.” ujar Kat.
“Baiklah jika
itu maumu, tapi aku ingin kamu berjanji kalau kamu akan melindungiku diluar
sana.”
“Pasti.” jawab Kat
sembari tersenyum.
Akhirnya Kat dan
Mos pun pergi ke dunia luar untuk pertaman kalinya. Diluar, mereka melihat
banyak makhluk yang berbeda dengan mereka. Selain itu, mereka juga melihat
banyak yang sejenis dengan mereka. Karena bertemu dengan yang mereka anggap
sejenis, mereka akhirnya berpisah untuk sementara dan menghampiri yang
menurutnya sejenis dengan mereka.
“Kat, lebih baik kita berpisah dulu saja. Kamu
menghampiri para kucing dan aku menghampiri para tikus. Bagaimana?” ujar Mos.
“Bagus juga
idemu, baiklah sampai jumpa di rumah tua ya.” ujar Kat sembari meninggalkan
Mos.
“Iya, dah!” ujar
Mos sembari melambaikan tangannya pada Kat.
Sesampainya di
tempat para tikus, Mos memperkenalkan diri pada semuanya lalu berbincang-bincang
dengan tikus-tikus.
“Kamu tinggal
dimana? Sepertinya aku tidak pernah melihatmu?” tanya salah seorang tikus.
“Aku tinggal di
rumah tua bersama Kat, kami memang jarang keluar rumah.”
“Kat? Dia
tikus?”
“Bukan, dia
seekor kucing. Memang kenapa?”
“Berhati-hatilah,
suatu saat dia akan memakanmu.”
Di tempat lain,
terlihat Kat sedang menemui para kucing. Dia juga melakukan hal yang sama
dengan Mos yaitu memperkenalkan diri lalu berbincang-bincang dengan para kucing
lainnya.
“Sepertinya kamu
bukan kucing sini. Darimana asalmu?” ujar seekor kucing sembari berjalan
memutari Kat.
“Aku udah lama
disini kok. Hanya saja aku tidak pernah keluar dari rumah tua dan terus bersama
sahabatku Mos. Dia tikus yang baik.”
“Tikus? Enak
sekali kamu tinggal dengan tikus, saat kamu lapar kamu hanya tinggal
memakannya.”
“Memakannya? Mos
itu sahabatku, aku tidak mungkin memakannya.”
“Dengar Kat,
tikus itu musuh sekaligus makanan kucing. Kalau kamu tidak memakannya berarti
kamu mengkhianati para kucing.”
Kat dan Mos pun
kembali ke rumah tua, mereka berdua kelihatan kaku. Mos takut apa yang
dikatakan tikus tadi akan terjadi, sedangkan Kat dia bingung harus memilih
sahabatnya atau para kucing.
Akhirnya pada
suatu hari, Kat meraskan rasa lapar yang amat sangat. Dia berniat akan memakan
Mos. Dia pun menghampiri Mos dengan wajah yang penuh rasa lapar, Mos hanya bisa
berlari menghindari Kat sambil memikirkan makanan yang bisa dimakan Kat.
“Kat, ingat aku
ini sahabatmu. Kita sudah lama bersama, apa kamu ingin memakanku begitu saja?”
ujar Mos. Kat hanya diam dan terus mengejar Mos.
Setelah lama
berlari-larian. “Aku menyerah, aku rela kamu makan. Jika itu membuatmu puas.”
ujar Mos menghentikan langkahnya. Kat langsung menerjang Mos hingga Mos tidak
dapat lari atau pun bergerak.
“Maafkan aku
Mos, aku tidak mau dibilang pengkhianat.” ujar Kat dengan air mata yang mulai
membasahi wajahnya. Mos hanya memejamkan matanya dengan wajah penuh ketakutan.
“Berhenti!
Kalian ini kenapa sih? Aku sudah lama berada disini dan baru kali ini aku
melihat kalian seperti ini. Kat, apa kamu ingin membunuh Mos hanya gara-gara
hasutan para kucing yang baru kamu kenal?” ujar seekor laba-laba yang tiba-tiba
datang.
Kat melepaskan
pegangannya pada Mos dan mengambil langkah mundur. Mos pun membuka mata lalu
berusaha berdiri.
“Kalian
seharusnya saling percaya satu sama lain, jangan mudah terhasut dengan omongan
orang yang baru saja kalian kenal. Kalian juga seharusnya saling melindungi
satu sama lain itu baru namanya sahabat.” lajut laba-laba itu.
Kat dan Mos
hanya saling memandang.
“Tunggu apa
lagi? Ayo Kat kamu minta maaf pada Mos, mereka boleh menuduhmu pengkhianat
karena mereka tidak mengenalmu. Tapi Mos jangan sampai menganggapmu pengkhianat
karena dia selalu ada untukmu.” lanjut laba-laba itu lagi.
“Mos, maafkan
aku. Aku memang bodoh karena mudah terhasut.” ujar Kat sembari mengulurkan
tangannya.
“Aku sudah
memaafkanmu Kat, ini bukan salahmu. Mungkin kalau aku ada diposisimu aku akan
melalukan hal yang sama.” ujar Mos membalas uluran tangan Kat.

0 comments