• Home
  • Fanfictions
    • Naruto
    • Sword Art Online
  • Short Stories
    • Teens
    • Romance
    • Comedy
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

Ru'fatiani Blog


Cinta Sherly

Di taman sekolah.

“Ly, kamu kenapa sich? Daritadi senyum – senyum sendiri?” ujar Tanty.
“Akhirnya dia bakal ke sini, Ty.” jawab Sherly, tetap senyum – senyum sendiri.
“Dia siapa? Cowo yang suka kamu ceritain sama aku?” Tanya Tanty.
Sherly hanya mengangguk tanpa memandang Tanty. Tiba – tiba Dion pun menghampiri mereka.
“Ly, kamu udah dapet kelompok buat tugas biologi belum?” Tanya Dion pada Sherly.
Sherly tidak menanggapi. Tanty tersenyum menertwakan Dion.
“Ty, dia kenapa sih.” Tanya Dion heran.
“Ngga tau, reaksi obatnya abis kali.” Jawab Tanty meledek.
“Apan sih kamu Ty? Akukan gini gara – gara …” omongan Sherly terpotong oleh Tanty.
“Yon, kayaknya Sherly belum punya kelompok dech. Kita buat bertiga aja yuk!” ujar Tanty berusaha memotong pembicaraan Sherly, karna dia tau kalau Dion mendengar ucapan Sherly Dion pasti akan patah hati.
“Kelompok biologi?” ujar Sherly sambil mengerutka dahi untuk mengingat – ngingat.
“Baguslah, aku udah nemuin bahan yang ditelitinya nih.” Ujar Dion.
“Owhh, yang itu. Bagus deh kalau udah ad bahannya, aku ngga usah mikir lagi. Haha” ujar Sherly.
“Jiahh, baru inget kau.” Ujar Tanty pada Sherly.
“Ih, Dion baik dech. Haha..” ujar Tanty menggoda Dion.
“Baru nyadar kamu?” ujar Dion sambil menaikan kerahnya.
“Udah ah, cari muka aja kamu. Aku ke kelas duluan ya. Bye..” ujar Tanty meninggalkan mereka berdua.
“Eh, Tan aku ikut.” Ujar Sherly sambil beranjak dari tempat duduk.
Memegang tangan Sherly “Tunggu, kamu belum jajankan? Kita ke kantin yuk! aku yang teraktir dech.” Ajak Dion.
“Maaf Yon, bukannya aku ngga mau tapi lain kali aja ya?” jawab Sherly sembari tersenyum lalu pergi meninggalkan Dion.

Setelah Sherly agak menjauh.

“Arrggghhh, gagal lagi.” Ketus Dion.

          Sherly pun pergi menuju kelas. Sesampai di kelas dia melanjutkan event senyum – senyum sendirinya. Teman – temannya pun memasang wajah heran dan bertanya – tanya pada Tanty, tapi jawaban Tanty tidak jauh beda dengan jawaban yang ia berikan pada Dion tadi.

Ttettt… ttettt… ttettt..
Bel tanda masuk pun berbunyi. Sherly masih tetap senyum – senyum sendiri, dan bila ada guru yang bertanya dia hanya berkata “Hhehe, ngga kenapa – kenapa kok bu/pak.”.

          Beberapa jam kemudian bel tanda pulang pun berhenti. Setelah guru keluar, tanpa melihat sekeliling Sherly langsung bergegas ke luar kelas dan langsung pulang ke rumahnya. Teman – temannya hanya bisa menggelengkan kepala.

Sesampai di rumah, Sherly langsung berdandan selama 2 jam. #wew, =.=”

2 jam kemudian, Sherly pun keluar kamar dan menunggu di depan rumahnya. Tiba – tiba ada seorang pria yang menghampiri dia, Sherly langsung tersenyum lebar. Tapi, dibelakang pria tersebut ada seorang gadis yang umurnya tidak jauh dengannya.
“Siapa gadis itu?” Tanya Sherly dalam hati.

Pria itu pun sudah ada di depan mata Sherly tapi Sherly hanya melamun sambil melihat gadis yang ada disamping pria itu.
“Hey, sudah lama tak jumpa.” Ujar pria yang bernama Randika itu sambil tersenyum.
“Hah.. Owh, iya.” Jawab Sherly tersenyum tapi pandangannya tetap ke gadis itu.
Pria itu pun mengikuti pandangan Sherly lalu,
“Kenalin dia Tasya, my girlfriend.” Ujar Randika sambil tersenyum lebar pada Tasya.
“ Tasya.” Ujar gadis itu sambil menjulurkan tangannya.
“Girlfriend?” Tanya Sherly dalam hati. “Sherly.” Ujar Sherly sambil menjabat tangan Tasya.
“Kok dia bisa ikut, Dik?” Tanya Sherly.
“Orang tuanya pergi ke luar negeri and nitipin dia sama keluarga aku, ya udah aku ajak ke sini aja. Iya ngga, yank?” jelas Randika lalu tersenyum pada Tasya.
“Owh.. O iya kalian mau mampir dulu?” Tanya Sherly.
“Ngga ah sher, aku masih cape mau istirahat dulu. Besok aja ya?” ujar Randika tersenyum agar Sherly tidak marah.
“Hhmm, ya sudah.” Ujar Sherly.

          Randika dan Tasya pun pamit pada Sherly, lalu pergi ke rumah Randika. Sedangkan Sherly langsung berlari ke kamar, dan mengeluarkan aor mata yang sudah dia tahan sejak tadi.

“Dia sudah punya pacar. Bodohnya aku percaya kata – kata dia waktu itu. Waktu itukan dia dan aku masih kecil, belum ngerti apa itu pacar.” Keluh Sherly.

#Kata – kata Randika 8 tahun yang lalu sebelum dia pindah sekolah. “Dika janji akan kembali saat Sherly dewasa nanti, dan Dika akan jadi pacar Sherly. Sherly tunggu Dika ya dan ngga boleh punya pacar selain Dika. J”

Keesokan harinya,

“Nah lho, sekarang napa kamu cemberut mulu kayak gini?” Tanya Tanty.
“Ngga Tan, aku ngga apa – apa kok. O iya, kapan kita kerja kelompok?” ujar Sherly mengalihkan pembicaraan.
“Ngga tau tuh Dion.” Ujar Tanty.
“Sekarang dia dimana?” Tanya Sherly.
“Di kelasnya kali.”
“Ya udah, aku ke sana dulu ya.”
“Ok!”

          Sherly pun ke kelas Dion, dan mengajak Dion ke kantin.
“Tumben, ada apa?” Tanya Dion.
“Mau nagih traktiran yang kemaren, aku lagi BT nih.” Ujar Sherly tersenyum.
“Jiahh, kirain. Okelah, tapi dengan 1 syarat.”
“Apa?”
“Kamu harus cerita sama aku apa penyebab kamu sedih.”
“Itu bukan urusan kamu.” Ketus Sherly.
“Ayolah, aku janji ngga bakal cerita sama orang lain.”
“Janji? Aku benci kata itu.”
“Kenapa?”
“Karena …” tanpa sadar Sherly malah menceritakan apa yang terjadi.

          Setelah selesai bercerita.
“Cowo di dunia banyak kok, Sher. Dan pasti banyak yang suka sama kamu.” Ujar Dion.
“So’ tau.” Ketus Sherly.
“Beneran, termasuk aku.” Ujar Dion tersenyum manis.
“Apa? Bisa kamu ulangi? Aku ngga salah dengerkan?” ujar Sherly ambil menepuk – nepuk telinganya.
“Kamu ngga salah denger kok, aku serius.” Ujar Dion menyakinkan.
“Hhahaha, kamu bohong nih. Kamu Cuma mau menghibur aku doank kan?” Tanya Sherly.
“Aku serius, Sher. Mau ngga kamu jadi pacar aku?” ujar Dion sambil memegang tangan Sherly dan berlutut. #Cie, kayak sinetron aja.. xD
“Dion, apa sih?” ujar Sherly agak menangis.
“Lho napa kamu nangis? Aku janji deh ngga bakal ngomong gini lagi, tapi jangan nangis gitu donk.” Ujar Dion beranjak dari berlututnya dan memasang wajah khawatir.
“Dion,,” ujar Sherly tersedu – sedu kagum.
“Ya?”
“Sebenarnya aku sendiri bingung kenapa setiap kamu ada didekatku aku selalu merasa nyaman. Apakah aku juga merasakan hal yang sama?”
“Jadi, kamu nerima aku?” wajah gembira.
Sherly hanya mengangguk. “Aku percaya sama kamu, Yon. Jadi, jangan kecewain aku ya.” Ujar Sherly tersenyum.
“Siipp, kamu boleh ngelakuin apa aja sama aku kalau aku sampai ngebuat air mata kamu keluar lagi.” Ujar Dion yakin.
“Cieee, pritikiw.” Ujar salah satu siswa di kantin tersebut.
Sherly dan Dion pun hanya bisa tersenyum malu.
“Mmmhh, aku ke kelas ya?” ujar Sherly.
“Aku antar ya.” Ujar Dion tersenyum.
Sherly hanya mengangguk.

          Mereka pun berjalan bersama dan saling kaku, layaknya pasangan baru. Hhaha..

          Sore harinya Randika dan Tasya datang lagi ke rumah Sherly untuk main, tapi pada saat itu Dion ada jadi Sherly pun tidak terlalu memperhatikan Randika dan kekasihnya.

          Sejak saat itu Sherly benar – benar tidak pernah menangis. Karena baru saja Sherly cemberut, Dion langsung bisa membuat Sherly tertawa lagi.


..TAMAT..

Gimana?? bagus ngga??
Tolong komen ya,, ^^
Soalnya ni cerpen pertamaku,, hhehe 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts

Follow Us

  • deviantart
  • instagram
  • twitter
  • wattpad

recent posts

Sponsor

Blog Archive

  • November 2017 (1)
  • June 2017 (1)
  • May 2017 (1)
  • November 2016 (1)
  • September 2016 (1)
  • August 2016 (3)
  • June 2015 (1)
  • November 2014 (1)
  • August 2014 (4)
  • May 2013 (3)
  • March 2013 (2)
  • January 2013 (1)
  • November 2012 (2)
  • September 2012 (1)
  • August 2012 (4)
  • November 2011 (1)

Pengunjung

I am in Google+

Unknown
View my complete profile

Followers

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates