Cinta Sherly
Di
taman sekolah.
“Ly,
kamu kenapa sich? Daritadi senyum – senyum sendiri?” ujar Tanty.
“Akhirnya
dia bakal ke sini, Ty.” jawab Sherly, tetap senyum – senyum sendiri.
“Dia
siapa? Cowo yang suka kamu ceritain sama aku?” Tanya Tanty.
Sherly
hanya mengangguk tanpa memandang Tanty. Tiba – tiba Dion pun menghampiri
mereka.
“Ly,
kamu udah dapet kelompok buat tugas biologi belum?” Tanya Dion pada Sherly.
Sherly
tidak menanggapi. Tanty tersenyum menertwakan Dion.
“Ty,
dia kenapa sih.” Tanya Dion heran.
“Ngga
tau, reaksi obatnya abis kali.” Jawab Tanty meledek.
“Apan
sih kamu Ty? Akukan gini gara – gara …” omongan Sherly terpotong oleh Tanty.
“Yon,
kayaknya Sherly belum punya kelompok dech. Kita buat bertiga aja yuk!” ujar
Tanty berusaha memotong pembicaraan Sherly, karna dia tau kalau Dion mendengar
ucapan Sherly Dion pasti akan patah hati.
“Kelompok
biologi?” ujar Sherly sambil mengerutka dahi untuk mengingat – ngingat.
“Baguslah,
aku udah nemuin bahan yang ditelitinya nih.” Ujar Dion.
“Owhh,
yang itu. Bagus deh kalau udah ad bahannya, aku ngga usah mikir lagi. Haha”
ujar Sherly.
“Jiahh,
baru inget kau.” Ujar Tanty pada Sherly.
“Ih,
Dion baik dech. Haha..” ujar Tanty menggoda Dion.
“Baru
nyadar kamu?” ujar Dion sambil menaikan kerahnya.
“Udah
ah, cari muka aja kamu. Aku ke kelas duluan ya. Bye..” ujar Tanty meninggalkan
mereka berdua.
“Eh,
Tan aku ikut.” Ujar Sherly sambil beranjak dari tempat duduk.
Memegang
tangan Sherly “Tunggu, kamu belum jajankan? Kita ke kantin yuk! aku yang
teraktir dech.” Ajak Dion.
“Maaf
Yon, bukannya aku ngga mau tapi lain kali aja ya?” jawab Sherly sembari
tersenyum lalu pergi meninggalkan Dion.
Setelah
Sherly agak menjauh.
“Arrggghhh,
gagal lagi.” Ketus Dion.
Sherly pun pergi menuju kelas.
Sesampai di kelas dia melanjutkan event senyum – senyum sendirinya. Teman –
temannya pun memasang wajah heran dan bertanya – tanya pada Tanty, tapi jawaban
Tanty tidak jauh beda dengan jawaban yang ia berikan pada Dion tadi.
Ttettt…
ttettt… ttettt..
Bel tanda masuk pun berbunyi. Sherly masih tetap
senyum – senyum sendiri, dan bila ada guru yang bertanya dia hanya berkata
“Hhehe, ngga kenapa – kenapa kok bu/pak.”.
Beberapa jam kemudian bel tanda pulang
pun berhenti. Setelah guru keluar, tanpa melihat sekeliling Sherly langsung
bergegas ke luar kelas dan langsung pulang ke rumahnya. Teman – temannya hanya
bisa menggelengkan kepala.
Sesampai
di rumah, Sherly langsung berdandan selama 2 jam. #wew, =.=”
2
jam kemudian, Sherly pun keluar kamar dan menunggu di depan rumahnya. Tiba –
tiba ada seorang pria yang menghampiri dia, Sherly langsung tersenyum lebar.
Tapi, dibelakang pria tersebut ada seorang gadis yang umurnya tidak jauh dengannya.
“Siapa
gadis itu?” Tanya Sherly dalam hati.
Pria itu pun sudah ada di depan mata Sherly tapi
Sherly hanya melamun sambil melihat gadis yang ada disamping pria itu.
“Hey,
sudah lama tak jumpa.” Ujar pria yang bernama Randika itu sambil tersenyum.
“Hah..
Owh, iya.” Jawab Sherly tersenyum tapi pandangannya tetap ke gadis itu.
Pria
itu pun mengikuti pandangan Sherly lalu,
“Kenalin
dia Tasya, my girlfriend.” Ujar Randika sambil tersenyum lebar pada Tasya.
“
Tasya.” Ujar gadis itu sambil menjulurkan tangannya.
“Girlfriend?”
Tanya Sherly dalam hati. “Sherly.” Ujar Sherly sambil menjabat tangan Tasya.
“Kok
dia bisa ikut, Dik?” Tanya Sherly.
“Orang
tuanya pergi ke luar negeri and nitipin dia sama keluarga aku, ya udah aku ajak
ke sini aja. Iya ngga, yank?” jelas Randika lalu tersenyum pada Tasya.
“Owh..
O iya kalian mau mampir dulu?” Tanya Sherly.
“Ngga
ah sher, aku masih cape mau istirahat dulu. Besok aja ya?” ujar Randika
tersenyum agar Sherly tidak marah.
“Hhmm,
ya sudah.” Ujar Sherly.
Randika dan Tasya pun pamit pada
Sherly, lalu pergi ke rumah Randika. Sedangkan Sherly langsung berlari ke
kamar, dan mengeluarkan aor mata yang sudah dia tahan sejak tadi.
“Dia
sudah punya pacar. Bodohnya aku percaya kata – kata dia waktu itu. Waktu itukan
dia dan aku masih kecil, belum ngerti apa itu pacar.” Keluh Sherly.
#Kata
– kata Randika 8 tahun yang lalu sebelum dia pindah sekolah. “Dika janji akan
kembali saat Sherly dewasa nanti, dan Dika akan jadi pacar Sherly. Sherly
tunggu Dika ya dan ngga boleh punya pacar selain Dika. J”
Keesokan
harinya,
“Nah
lho, sekarang napa kamu cemberut mulu kayak gini?” Tanya Tanty.
“Ngga
Tan, aku ngga apa – apa kok. O iya, kapan kita kerja kelompok?” ujar Sherly
mengalihkan pembicaraan.
“Ngga
tau tuh Dion.” Ujar Tanty.
“Sekarang
dia dimana?” Tanya Sherly.
“Di
kelasnya kali.”
“Ya
udah, aku ke sana dulu ya.”
“Ok!”
Sherly pun ke kelas Dion, dan mengajak
Dion ke kantin.
“Tumben,
ada apa?” Tanya Dion.
“Mau
nagih traktiran yang kemaren, aku lagi BT nih.” Ujar Sherly tersenyum.
“Jiahh,
kirain. Okelah, tapi dengan 1 syarat.”
“Apa?”
“Kamu
harus cerita sama aku apa penyebab kamu sedih.”
“Itu
bukan urusan kamu.” Ketus Sherly.
“Ayolah,
aku janji ngga bakal cerita sama orang lain.”
“Janji?
Aku benci kata itu.”
“Kenapa?”
“Karena …” tanpa sadar Sherly malah menceritakan apa yang terjadi.
“Karena …” tanpa sadar Sherly malah menceritakan apa yang terjadi.
Setelah selesai bercerita.
“Cowo
di dunia banyak kok, Sher. Dan pasti banyak yang suka sama kamu.” Ujar Dion.
“So’
tau.” Ketus Sherly.
“Beneran,
termasuk aku.” Ujar Dion tersenyum manis.
“Apa?
Bisa kamu ulangi? Aku ngga salah dengerkan?” ujar Sherly ambil menepuk – nepuk
telinganya.
“Kamu
ngga salah denger kok, aku serius.” Ujar Dion menyakinkan.
“Hhahaha,
kamu bohong nih. Kamu Cuma mau menghibur aku doank kan?” Tanya Sherly.
“Aku
serius, Sher. Mau ngga kamu jadi pacar aku?” ujar Dion sambil memegang tangan
Sherly dan berlutut. #Cie, kayak sinetron aja.. xD
“Dion,
apa sih?” ujar Sherly agak menangis.
“Lho
napa kamu nangis? Aku janji deh ngga bakal ngomong gini lagi, tapi jangan
nangis gitu donk.” Ujar Dion beranjak dari berlututnya dan memasang wajah
khawatir.
“Dion,,”
ujar Sherly tersedu – sedu kagum.
“Ya?”
“Sebenarnya
aku sendiri bingung kenapa setiap kamu ada didekatku aku selalu merasa nyaman.
Apakah aku juga merasakan hal yang sama?”
“Jadi,
kamu nerima aku?” wajah gembira.
Sherly
hanya mengangguk. “Aku percaya sama kamu, Yon. Jadi, jangan kecewain aku ya.”
Ujar Sherly tersenyum.
“Siipp,
kamu boleh ngelakuin apa aja sama aku kalau aku sampai ngebuat air mata kamu
keluar lagi.” Ujar Dion yakin.
“Cieee,
pritikiw.” Ujar salah satu siswa di kantin tersebut.
Sherly
dan Dion pun hanya bisa tersenyum malu.
“Mmmhh,
aku ke kelas ya?” ujar Sherly.
“Aku
antar ya.” Ujar Dion tersenyum.
Sherly
hanya mengangguk.
Mereka pun berjalan bersama dan saling
kaku, layaknya pasangan baru. Hhaha..
Sore harinya Randika dan Tasya datang
lagi ke rumah Sherly untuk main, tapi pada saat itu Dion ada jadi Sherly pun
tidak terlalu memperhatikan Randika dan kekasihnya.
Sejak saat itu Sherly benar – benar
tidak pernah menangis. Karena baru saja Sherly cemberut, Dion langsung bisa
membuat Sherly tertawa lagi.
..TAMAT..
Gimana?? bagus ngga??
Tolong komen ya,, ^^
Tolong komen ya,, ^^
Soalnya ni cerpen pertamaku,, hhehe